Selasa, 26 Februari 2013

Khasiat Wirid "Hasbiyallah, La Ilaha Illa Huwa"

Betapa merasa beruntungnya saya mendapat pencerahan dan informasi yang begitu bermanfaat dari majalah www.qiblati.com yang saya kenal dan pertama kali tahu dari Tante saya. Salah satu info yang berguna yang saya dapat darinya adalah dari serial Wirid Keselamatan oleh Abu Hamzah Ibn Qomari Abdul Ghani pada majalah edisi 08 tahun VI.

Di laman tersebut saya dapatkan berita gembira tentang khasiyat kalimat "Hasbiyalla, La Ilaha Illa Huwa". Berikut penjelasannya.

"Hasbiyallah laa ilaaha illa Huwa 'alaihi tawakkaltu wa huwa Rabbul 'arsyil 'azhim", yang artinya
"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada sesembahan yang benar kecuali Dia, kepada-Nya aku bersandar diri, sedangkan Dia adalah Pemilik Arsy yang Agung."

Bacalah kalimat itu pada pagi dan sore hari masing-masing sebanyak 7 kali, maka insyaAllah akan diraih keutamaanya bagi kita berupa dicukupkan dari kesusahan dunia dan akhirat.
Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Darda' Radhyallahu 'anhu bahwa Nabi Salallahu 'alaihi wasalam bersabda, "Barangsiapa mengucapkan setiap hari, ketika memasuki waktu pagi dan ketika memasuki waktu sore, 'Hasbiyalla, La Ilaha Illa Huwa 'alaihi tawakkaltu wa huwa Rabbul 'arsyil 'azhim', sebanyak 7 kali maka Allah mencukupinya dari apa yang membebaninya (menyusahkannya) dari perkara dunia dan akhirat."

Subhanallah...

Semoga Allah Subhanahu wata'ala senantiasa memudahkan dan mengingatkan kita dalam mengamalkan sunnah Rasul-Nya.  Amiin




Memberi Nama Anak sesuai tuntunan Rasulullah

Lima bulan telah terlewati bersama indahnya kebersamaanku dengan putra kecilku. Sunguh beruntung aku telah dipercaya, diuji dan dicoba oleh Allah Subhanahu wata'la dengan kehamilan dan kelahirannya. Semoga Allah Subhanahu wata'la memberikan kemampuan bagiku untuk membesarkan, mendidik dan mencetak titipannya menjadi manusia yang berakhlak indah seindah namanya, Muhammad Ahnaf Ibrahim.

Bila diingat kembali, aku sungguh bernafsu memberi nama anakku. Pertama, aku sangat menyukai nama Ibrahim, karena itu adalah nama 'Bapaknya para nabi'. Nabi yang hanif, Ibrahim alaihisalam. selain itu, Rasulullah Salallahu 'alaihi wasallam juga menamai puteranya dengan nama indah itu. Sejak dulu aku begitu ingin menamai anakku dengan nama itu karena aku ingin kelak anakku menjadi orang yang penuh kelembutan dan kasih sayang, hanif, bijaksana seperti nabi Ibrahim alaihisalam. Kedua, aku sungguh menginginkan anak yang memiliki akhlak yang mulia seperti Rasulullah Salallahu 'alaihi wasallam, pemberani, cerdas dan dengan segala kebaikan yang ada padanya, sungguh aku ingin anakku memiliki sifatnya. Maka ku beri namanya Muhammad. Ketiga, suamiku pun menginginkan anak yang sabar dan 'gak neko-neko' seperti arti nama Ahnaf. Dihubungkan dengan nafsuku memberi namanya dengan tiga nama yang indah, bahwa cukuplah hanya satu nama saja yang diberikan pada anak kita. Misalnya, Muhammad saja, atau Ahnaf  saja, atau Ibrahim saja. Selebihnya dapat diikuti dengan nama bapaknya. Misalnya, Muhammad bin Abdullah, atau Ibrahim bin Hendra.

Suatu hari, pedagang sayur langgananku yang istrinya akan melahirkan memintaku mencarikan nama untuk anaknya. Bukan aku tak ingin menamai anaknya, karena dialah bapak sang anak yang paling berhak menamai anaknya. Lekas ku berikan tuntunan memberi nama anak a la Rasulullah yang aku pelajari sebelumnya dari kitab fiqih Imam Syafi'i seperti berikut.

-     Memberi nama anak dengan nama yang baik seperti Abdullah, Abdurrahman, Muhammad, Ahmad, dan nama baik lainnya seperti nama para nabi. 
     Dari Hadis Riwayat Abu Dawud, Rasulullah Salallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda, "Pada Hari Kiamat kelak kalian akan dipanggil dengan nama kalian berikut nama ayah-ayah kalian.Karena itu berilah nama-nama yang baik," 
     Dalam hadis Muslim pun disebutkan bahwa nama yang paling dicintai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman. Dan dalam redaksi Abu Dawud, nama yang paling bagus ialah Harits dan Hamam, sedangkan nama yang paling buruk ialah Harb dan Murrah. 
-   Rasulullah Salallahu 'alaihi wasallam pun pernah bersabda, "Berilah nama dengan namaku, jangan dengan julukanku." (diperkuat dengan khabar Abu Nu'aim)
-   Makruh memberi nama Nafi', Basyar, Najih, Ribah, Aflah, Barakah, karena ada indikasi hadits yang melarang nama-nama tersebut. Dan makruh memberi nama yang menimbulkan anggapan negatif atau nama yang buruk.
Dari hadits Muslim dikatakan, "Janganlah memberi nama anakmu Aflah, Najih, Yasar dan Ribah, sebab ketika kamu bertanya kepada orang lain, 'Apakah dia seperti itu?' dia menjawab, 'Tidak.' "

Semoga tuntunan Rasulullah Salallahu 'alaihi wasallam dalam memberi nama anak kita dapat kita amalkan seutuhnya. Amiin.

Allah, awo atau owo???


Saya tinggal di suatu daerah yang yang banyak penduduknya menyebut, memanggil, dan atau mengucapkan “awo” dan atau “owo”..saya bingungnya itu sebutan yang ditujukan untuk siapa…
Lebih khususnya begini, ada fulan yang ketika mengajarkan anaknya membaca doa sebelum makan dengan “ayo nak baca doa dulu sbelum makan,,Bismillahirrohmanirrohiiim,oowohummabariklana fiimaa…(dst) amin.” Kemudian di lain waktu saya mendengar dia marah pada si fulan dan mengucap “Masyaawooh!”. Di lain kesempatan lagi saya juga mendengar dia menguap (bhs jawa: angop) dan mengucap “owoohuakbar..” Dan disaat dia mendapat kesenangan dia mengucap “Alkamdulillah..” Di saat yang lain pun dia berkata "gusti owo.."

Saya kira semua pengucapan2 tsb ditujukan pada Allah Subhanahu wata'la,,jika benar, semoga Allah Subhanahu wata'la Sang Maha Pengampun mengampuni dosanya dan memberi kemampuan saya untuk mengingatkannya. Allah Subhanahu wata'la adalah pemilik nama Teragung, Yang Paling Mulia, Yang Maha Tinggi, Raja dari segala Raja, Yang IlmuNya mencakupi apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jadi bagaimana bisa nama IndahNya “Allah” diganti oleh makhluk hina, manusia, dengan “awo” atau “owo”???
Allah, nama yang paling indah, paling agung, paling mulia..janganlah tergantikan dengan penyebutan yang bahkan sama sekali tidak tertulis di Kitabullah Al Quran yang suci.  
Sulitkah melafalkan ‘LL’ dalam ‘ALLAH’? Bila sukar baginya, kelu lidahnya, mengapa ia bisa mengucap “Alkamdulillah”? dan mengapa pula ada ‘k’ pada ‘alkamdulillah’ yang sejatinya ‘Alhamdulillah’???
Allah SWT berfirman,
“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya, nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al A’raf [7]:180)

semoga dpat membuka hati dan pikiran kita semua.amiin
(diketik sambil menghantarkan anakku terlelap)